Mahasiswa PMM 98 Implementasikan Alat Penyiraman Otomatis pada Kebun Jeruk di Dusun Krajan

Jum'at, 23 Oktober 2020 09:53 WIB   Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Malang

10 Oktober 2020   19:40 Diperbarui: 10 Oktober 2020   19:44 Mahasiswa PMM 98 Implementasikan Alat Penyiraman Otomatis pada Kebun Jeruk di Dusun Krajan
Presentasi Bersama Ketua Kelompok Tani, Ketua GAPOKTAN dan Warga Dusun Krajan (Dokpri)
 
 
 

 

Pada Era New Normal saat ini, mayoritas para petani di Dusun Krajan, Desa Sumbersekar mulai beralih fungsi lahan dari yang dulunya lahan untuk padi diubah menjadi lahan untuk tanaman jeruk. Pasalnya hasil produksi tanaman padi hanya cukup untuk konsumsi pribadi dengan keluarga sehari-hari, namun beda dengan hasil produksi tanaman jeruk yang hasilnya dapat memenuhi kebutuhan pribadi dan juga kebutuhan pasar. Hal tersebut dirasakan oleh salah satu petani di Dusun Krajan, beliau bernama Bapak Dasoewi selaku Ketua GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani). Menurut beliau hal tersebut lumrah terjadi dikarenakan juga faktor iklim yang transisi ke musim kemarau, sehingga membuat mayoritas rekan-rekan petani beralih fungsi lahan.

Mahasiswa PMM Kelompok 98 UMM yang menyongsong program kerja alat penyiraman otomatis untuk membantu pertanian maupun perkebunan, mendapat respon positif oleh warga Dusun Krajan selepas mensimulasikan prototype alat penyiraman tersebut sabtu (12/09/20). Program kerja tersebut disambut baik juga oleh Bapak Dasoewi selaku Ketua GAPOKTAN dan beliau mempersilahkan mereka untuk melakukan implementasi di kebun jeruk milik pribadi beliau.

Mahasiswa PMM Kelompok 98 UMM memulai dengan pengukuran serta pendataan di lokasi kebun yang akan diimplementasikan alat penyiram otomatis guna. Selanjutnya pembelian bahan serta perakitan alat penyiraman otomatis pada lokasi kebun jeruk. Kemudian dilakukan penyetingan segala alat-alat utama pada mesin penyiram otomatis dimulai dari pompa air, timer, hingga saluran air dan listrik. Selanjutnya pemasangan pipa paralon sebagai jalur utama dari air yang mengalir melalui tekanan pompa menuju titik titik penyiraman tertentu, dan memprediksi jalur masuk hingga tekanan yang di hasilkan supaya area kebun jeruk bisa tersiram secara maksimal. Terakhir melakukan final setting dari alat alat utama dari alat siram otomatis sehingga mengurangi komposisi atau efek samping yang mempengaruhi alat siram tersebut.

 

 

Dokpri
Dokpri

Minggu (04/10/20), mahasiswa PMM Kelompok 98 UMM bersama Bapak Dasoewi selaku pemilik kebun jeruk, Bapak Hartono selaku ketua kelompok tani, dan beberapa rekan petani serta warga Dusun Krajan melakukan pertemuan bertempat di rumah Bapak Dasoewi untuk melaksanakan presentasi hasil implementasi alat penyiraman otomatis pada lahan perkebun jeruk yang telah dirancang dan dibuat selama kegiatan PMM. Pada presentasi tersebut mereka menjelaskan dimulai dari cara kerja alat penyiraman otomatis, proses pembuatan alat tersebut, biaya yang perlu dikeluarkan untuk pembuatan alat tersebut, debit air yang dibutuhkan, hingga keefiktifan pada tanaman jeruk.

Koordinator kegiatan PMM Kelompok 98 UMM mengungkapkan bahwa proses presentasi tersebut bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang kegunaan dan fungsi dari alat penyiraman otomatis tersebut, dari mulai efektifitas alat tersebut dan efisiensi keluaran yang dihasilkan. Sehingga alat penyiraman tersebut diharapkan memberi pengetahuan terhadap kelompok tani tentang sebuah alat moderenisasi yang dapat mempermudah kegiatan para petani terlebih lagi di masa pandemi ini.

“Terima kasih rekan-rekan mahasiswa UMM yang telah membuat alat penyiraman otomatis tersebut berbasis timer yang bisa kita atur dijam-jam tertentu dan durasi tertentu, semoga alat tersebut dapat meringankan beban kami untuk menyiram tanaman jeruk ini yang biayannya pun lebih murah daripada menyewa buruh untuk menyiram kebun” ujar Bapak Dasoewi. Beliau juga menambahkan bahwa rekan-rekan mahasiswa dapat saling membantu jika ada masalah terkait alat penyiraman otomatis ini dan tidak berhenti disini setelah program ini selesai, sehingga dapat memonitoring kinerja alat ini kedepannya semoga dapat direalisasikan untuk lahan rekan-rekan petani lainnya.

Shared: