Senin, (5/10/2020) Mojokerto, Mahasiswi Univeristas Muhammadiyah Malang (UMM) yang beranggotakan 5 orang (Anisah, Siham, Sinta, Dhila, dan Dinda) dalam kegiatan Program Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) di Dusun Nogosari, Desa Nogosari, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto yang di bimbing oleh Bapak Wasis Sp,SH.,M.Si.,M,.Hum membuat inovasi baru dengan menciptakan makanan kuliner khas untuk meningkatkan pendapatan Desa Nogosari.
Inovasi ini muncul karena para mahasiswi melihat potensi desa akan usaha UMKM warga serta hasil bumi menjadi potensi utama dari pendapatan desa sehingga hal ini menjadi objek baik untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan pendapatan desa. Salah satu contohnya ialah meningkatnya usaha UMKM di desa Nogosari setelah dibukanya Tempat Wisata Puthuk Panggang Welut, tentunya hal ini menjadi objek penting untuk dikembangkan lebih besar agar dapat membantu pendapatan warga
Hal ini juga disetujui oleh Pak Bayan Samsul selaku perangkat desa yang membimbing berjalannya proses pengabdian mahasiswi di Desa Nogosari menyebutkan bahwa “Banyak usaha (UMKM) di wisata tapi buat makanan kalau kayak oleh-oleh maupun souvenir khas tersendiri dari Desa Nogosari belum ada. Terpikirkan beberapa ide kuliner untuk oleh-oleh tetapi bahan dasarnya monoton hanya singkong dan ketela saja” Ujar Pak Bayan Samsul salah satu perangkat desa Nogosari. Melalui hal ini membuat para mahasiswi melanjutkan inovasi untuk membuat makanan khas yang dapat dijadikan sebagai oleh-oleh desa.
Inovasi makanan khas ini mengangkat perpaduan antara tradisional dan modern. Tradisional sebab bahan utama menggunakan hasil bumi yang banyak ditemui di Desa Nogosari selain singkong dan ketela yakni jenis pisang raja yang memiliki rasa manis dan banyak ditemui di daerah pedesaan wilayah Jawa,sehinggahal ini dapat dimanfaatkan untuk mengelola hasil bumi yang mudah didapatkan di Desa Nogosari.
[img][/img]
Tema modern juga digunakan sebab makanan yang menjadi inovasi ini termasuk kategoridessert atau makanan penutup yang memiliki rasa manis yang merupakan jenis makanan kekinian atau modern yang memiliki bahan dasar berupa biskuit, pisang, caramel, dan whipp cream serta topping (oreo, susu bubuk, maupun keju parut).Tentunya perpaduan antara tradisional dan modern ini yang meghasilkan produk dessert bernama “Banofee”diharapkan dapat meningkatkan minat para konsumen dengan rasa unik dan manis yang belum pernah dijual di pasaran.
Adapun inovasi dari mahasiswa dinilai cukup inovatif dan unik oleh Bu Juwita selaku Ketua PKK Desa Nogosari. “Ide mahasiswa PMM UMM untuk oleh-oleh kawasan wisata Nogosari ini cukup bagus dan unik, mereka membuat sendiri dan hasilnya juga memuaskan. Pembuatannya juga mudah dan cepat sehingga cara pembuatannya mudah dipahami oleh ibu-ibu PKK. Saya pikir cukup bagus untuk diteruskan dan menjadi salah satu list ide oleh-oleh untuk kawasan wisata Puthuk Panggang Welut” Ujar Bu. Juwita.
Melalui hal ini ide banofee cukup menarik minat bagi Ibu Juwita dan harapan besarnya ialah dapat menarik minat masyarakat Nogosari terutama dapat menarik minat para wisatawan sehingga dapat dikembangkan menjadi oleh-oleh desa. “Harapan kami semoga ide dari kami bisa terus berlanjut untuk kawasa wisata Nogosari.Kalaupun tidak, bisa menjadi salah satu pembuka jalan usaha untuk masyarakat Desa Nogosari” Ujar Anisah selaku Ketua Kelompok PMM UMM Kelompok 6 Gelombang 9
selengkapnya: https://www.kaskus.co.id/thread/5f7a7e6b349d0f2761169d40/dusun-nogosari-buka-wisata-baru-mahasiswa-pmm-umm-bagikan-ide-kuliner-khas/?utm_source=whatsapp&utm_medium=whatsapp&utm_content=10937119&utm_campaign=organic-share