Hingga saat ini, Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Di tengah kondisi pandemi Coronavirus seperti saat ini, tidak sedikit daerah di Indonesia harus menghadapi penyakit yang telah menjadi endemik sejak lama. Awal bulan juli 2020 dilaporkan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI kasus DBD mencapai 71 ribu jiwa, dengan angka kematian akibat DBD 459 kasus. Hal ini diperkirakan masih bertambah ratusan jiwa per hari.
Peningkatan kasus DBD ini turut dipengaruhi oleh kondisi musim hujan yang melanda berbagai daerah di Indonesia, tidak terkecuali di Gorontalo. Dalam beberapa bulan terakhir ini, Gorontalo diguyur hujan lebat sampai terjadi banjir dibeberapa tempat. Hal ini menjadi faktor penyebab perkembangan nyamuk penyebab DBD yaitu Aedes aegypti.
Untuk mencegah pertambahan kasus DBD, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tengah melaksanakan Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) di Desa huntu berinisiatif mengadakan sosialisasi tentang DBD dan pencegahannya kepada masyarakat desa. Berlangsungnya Acara ini turut dibantu oleh Aparat desa dan Kader desa huntu.
Kegiatan ini diawali dengan sambutan oleh Bapak Camat Batudaa dan Bapak Kepala desa. Dalam sambutannya, Bapak Kepala Desa Simin Wantu menegaskan bahwa Desa huntu masih menjadi Endemik kasus DBD di Kecamatan batudaa dibanding desa lainnya.
Dalam presentasinya, Mahasiswa UMM yang diwakili oleh Nurfirah Dzakiratushiddiqah Ekie mengatakan bahwa pencegahan DBD dengan 3M Plus, salah satunya membasmi nyamuk beserta sarangnya harus dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu rumah. Selain menghimbau warga untuk menjaga kebersihan lingkungan dan 3M juga menjelaskan cara penanganan pertama penyakit DBD yang harus dapat dilakukan warga, seperti mengonsumsi obat penurun panas, kompres air hangat, dan minum banyak air untuk rehidrasi.
Tak hanya itu, Mahasiswa UMM juga mengimbau masyarakat untuk menjadi juru pemantik jentik (jumantik) dalam lingkungan keluarga masing-masing.
Koordinator PMM, Mehmed M. Kenan mengatakan, "Di masa pandemi ini, penyakit DBD harus turut dipantau karena efeknya dapat berbahaya dan menyebabkan kematian. Jadi, kami mengajak masyarakat untuk tetap melakukan pencegahan DBD meskipun ada covid,"
Diharapkan agar Masyarakat desa Huntu dapat menjaga kebersihan lingkungan, mengatur pola hidup, menjaga kesehatannya, dan segera ke puskesmas terdekat jika mengalami gejala covid-19 ataupun gejala DBD, ujar Mehmed.
Kegiatan PMM oleh Mahasiswa UMM yang terdiri dari Mehmed M. Kenan, Nurfirah Dzakiratushiddiqah Ekie, Syifa Amalia Laudiu, Rezki Rahayu Wirajaya, dan Khairunnisa Yahya dilaksanakan sejak 27 Juli sampai 25 Agustus mendatang, dan dibimbing oleh Bapak Ir. Muhammad Irfan, Mt sebagai Dosen Pembimbing PMM.