MALANG KOTA – Rasanya hampir semua orang menyukai telur karena merupakan salah satu sumber protein hewani. Namun, reputasi yang baik ini dirusak oleh mitos bahwa makanan ini mengandung kolesterol tinggi. Nah, di tangan Dr Ir Abdul Malik MP, mitos jelek telur itu diubah menjadi makanan yang rendah kolesterol bahkan kaya antioksidan, tidak amis, dan antialergi.
Awalnya, Abdul Malik yang sehari-harinya dosen di Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini prihatin orang-orang yang berumur 40 tahun ke atas menghindari konsumsi telur dengan alasan takut kolesterol. Terdorong hal itu, ia mencari zat-zat apa yang bisa menurunkan kandungan kolesterol di telur.
“Selama berbulan-bulan saya melakukan penelitian pada ayam petelur di Jombang. Akhirnya, saya menemukan formulasinya, ternyata antioksidan isoplafon dalam kedelai sebagai salah satu zat yang bisa menurunkan kolesterol,” ujar Abdul Malik kepada Jawa Pos Radar Malang, beberapa waktu lalu.
Hasil formulasi pakan ayam temuannya itu, oleh Abdul Malik diterapkan di peternakan ayam penghasil telur antioksidan yang didirikan di kawasan Tunggulwulung, Kota Malang. Dengan konsep kandang close house, peternakan ayam yang didirikan ini jauh berbeda dengan peternakan biasa.
Jika peternakan ayam biasa cenderung bau dan kotor, peternakan ayam penghasil telur antioksidan Abdul Malik ini relatif bersih dan tidak berbau menyengat meski ada 2.000 ekor ayam di dalamnya.
Ayam-ayam petelurnya pun diperlakukan berbeda oleh Abdul Malik. Sirkulasi udara dalam kandang pun diatur menggunakan blower, maka kotoran ayam juga jadi lebih cepat kering dan bakteri cepat mati. Selain itu, suhu pun dijaga stabil kisaran 27 derajat-28 derajat Celcius.
”Pakannya dari limbah industri pabrik kecap, yang mana kedelai kaya akan isoplafon,” kata pria kelahiran 4 Juni 1964.
Dengan formulasi pakan ayam yang mengandung kedelai formulasi itu, dia menjelaskan, isoplafon akan ditransfer ke kuning telur, maka telurnya mengandung antioksidan yang bernama isoplafon.
Dia menambahkan, fungsi isoplafon yang ada dalam pakan sendiri, bisa untuk mencegah kanker, mengobati keropos tulang. ”Sebenarnya isoplafon adalah salah satu bagian antioksidan, macam-macamnya banyak antioksidan. Nah, isoplafon adalah antioksidan yang hanya berasal dari biji-bijian atau kacang-kacangan. Salah satunya kedelai, penelitian saya memanfaatkan kedelai hasil fermentasi,” katanya.
Selain rendah kolesterol, telur yang diproduksi dari peternakan Abdul Malik ternyata juga antialergi. ”Orang yang alergi telur tidak bereaksi ketika makan telur ini, asam aminonya tetap lengkap. Kemudian karena antioksidannya tinggi, maka kandungan histaminnya rendah, gatal itu kan karena asam histamine. Karena itu, kombinasi itu yang mungkin sulit disaingi oleh peternak lain,” paparnya.
Abdul Malik menuturkan, dari berbagai kelebihan tersebut, telur antioksidan memiliki nilai jual lebih di pasaran. Selain itu, jika dijual harganya juga tidak terlalu jauh. Jika telur biasa harganya Rp 21.000 per kilo, tapi telur antioksidan bisa Rp 25.000 per kilo.
Untuk saat ini telur dipasarkan hanya di beberapa toko di Jawa Timur. Bahkan selama Covid-19, menurut Abdul Malik, pesanannya meningkat karena banyak dipesan untuk aksi bantuan sosial.
Pewarta: Errica Vannie Arshita
Foto: Mahfud
Editor: Hendamono Al S