MALANG – Tim Pengabdian Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) UMM di Desa Amadanom Kecamatan Dampit melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) multi stakeholders dengan tetap mengikuti standar protokol kesehatan di masa Covid-19.
Kegiatan yang berlangsung di gedung pertemuan desa tersebut langsung dihadiri oleh tim PPDM UMM yang diketuai oleh M. Syaprin Zahidi dan beranggotakan Hutri Agustino, Havidz Ageng Prakoso dan Erfan Dhani serta stakeholders yang selama ini terlibat dalam kegiatan sejak tahun pertama. Mulai dari Kepala Desa beserta perangkat, pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Karang Taruna serta Pengurus eco-wisata Kebun Kopi Amadanom.
Terdapat beberapa hal yang ingin digali dari kegiatan FGD tersebut, diantaranya adalah pola manajemen industri kopi Amadanom termasuk varian produk unggulan yang dihasilkan, strategi packaging dan marketing yang telah dilakukan selama ini serta sinergitas antar stakeholders dalam rangka pengembangan usaha sampai ekspansi pasar.
Fokus kegiatan pengabdian di tahun pertama adalah proses kaderisasi petani kopi berbasis literasi utamanya bagi kelompok usia milenial, sedangkan pada tahun kedua dalam kegiatan pengabdian ini berfokus pada strategi pemasaran secara online.
Fokus di tahun kedua tersebut tentu terjustifikasi dengan situasi pandemi Covid-19 saat ini, mengingat protokol kesehatan telah merekomendasikan agar sebisa mungkin menghindari kontak fisik apalagi dalam kerumunan massa.
Selain itu, berbagai varian produk yang akan dipasarkan secara daring (dalam jaringan) tentu memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah pengelolaan lebih fleksibel (tidak terbatas ruang dan waktu), akuntabilitas dalam manajemen keuangan lebih terjamin, sasaran customer lebih luas sampai mancanegara karena produk cepat dikenal secara luas tanpa harus mengeluarkan biaya iklan yang mahal.
Selanjutnya, dalam acara FGD tersebut masing-masing pihak menyampaikan berbagai usul, strategi dan rekomendasi untuk kemajuan industri kopi Amadanom. Misalnya dari perwakilan Gapoktan yang menyampaikan bahwa siap menjadi penyuplai (supplier) BUMDES dengan potensi produktivitas lahan pertanian kopi yang tersedia saat ini, sedangkan dari perwakilan eco wisata Kebun Kopi menyampaikan kesediaan dalam memfasilitasi peningkatan kualitas dan kuantitas pertanian kopi agar mampu bersaing dengan berbagai varian produk kopi unggulan dari wilayah lain.
Selanjutnya dari perwakilan karang taruna yang menyampaikan bahwa salah satu strategi pemasaran yang bisa dilakukan adalah berbasis pada berbagai event yang akan di back up oleh tim Karang Taruna desa.
Perwakilan dari BUMDES yang menjadi leading sector utamanya dalam upaya ekspansi pasar menyampaikan bahwa selain fasilitas infrastruktur yang memadai, penerapan pola manajemen ‘satu pintu’ menjadi kata kunci keberhasilan.
Dalam konteks tersebut, BUMDES memegang peranan penting utamanya dalam proses packaging, marketing sampai manajemen keuangan yang akan memberikan efek finansial bagi keberlangsungan petani kopi. Dari pihak desa, Kepala Desa menyampaikan bahwa kemajuan industri kopi Amadanom tidak hanya terletak pada kontribusi desa selama ini, tetapi yang paling penting justru kebersamaan utamanya dalam proses branding dan marketing. Diperlukan kerja tim yang sinergis dan saling menguatkan.
“Semoga agar kegiatan FGD tersebut bisa mengurai beberapa hal pokok yang dapat menghambat proses ekspansi pasar yang akan dilakukan,” kata M Syaprin, Ketua Tim PPDM UMM.
Sedangkan Hutri berharap agar kegiatan tim PPDM UMM di tahun kedua tersebut dapat memberikan efek positif bagi pengembangan industri kopi di Desa Amadanom. Masa pandemi Covid-19 saat ini bisa dijadikan sebagai tantangan agar proses manajemen jauh lebih fleksibel tetapi tetap produktif.
sumber :https://radarmalang.jawapos.com/malang-raya/06/08/2020/tim-ppdm-umm-gelar-fgd-naikkan-level-industri-kopi-desa-amadanom/