Untuk Rekognisi Internasional, Siapkan Delapan Proposal untuk Subak

Jum'at, 16 Juni 2023 23:07 WIB   Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Malang

MOU pemulihan atas Subak sebagai warisan dunia itu sudah ditandatangani oleh Rektor UMM dengan Bupati Tabanan Bali (Kamis 8/6/2023). Bahkan, menurut Wakil Direktur I DPPM Dr. Vina Salviana D.S., M.Si. sekarang ini sudah disiapkan delapan proposal pengabdian kepada masyarakat untuk Subak. Proposal itu sedang diperoses melalui skema pengabdian di UMM. Penelitian terkait dengan Subak masih sangat terbuka.

Warisan dunia Subak memang bukan bangunan. Subak berupa hamparan lahan pertanian sebagai sistem (budaya) irigasi khas yang ada di Bali. Yang kalau tidak dipertahankan sistem itu akan punah karena pembangunan perumahan, hotel, dan orientasi kerja anak-anak muda.

”Strategi kita yang pertama kita lakukan riset studi kasus untuk semua bidang”, jelas Prof. Dr., Ir., Indah Prihartini, M.P. Makanya tim untuk menanganinya dari banyak bidang. Ada bidang sosial, budaya, pariwisata, teknik, dan ekonomi. Pasti ada pertanian karena berubungan dengan pertanian. Ada pula hal yang terkait sumber daya manusia dalam hal ini Psikologi.

”Kita akan membuat program secara holistik. Nanti kita akan mencoba untuk mengembangkan cluster,” jelasnya.  Jadi Subak akan jadikan satu cluster utuh. Selama ini sebetulnya sudah ada, tetapi terpisah-pisah. Nanti akan bersinergi dengan desa, BUMDES. Kemudian kita juga akan mengsinergikan hilirnya. Bahkan Prof. Dr., Ir., Indah Prihartini, M.P menegaskan akan bersinergi dengan berbagai pihak agar produk Subak bisa masuk ke pasar dunia.

”Jadi bukan pasar Indonesia lagi, targetnya ke pasar dunia”, tegasnya. Mereka sudah bikin tagline untuk subaknya. ”Subak-bengkel untuk Indonesia, subak-bengkel untuk dunia”. Jadi kita akan meng-create subak dan akan dipresentasikan pada acara internasional yang ada di Bali yaitu, ”Water Forum”. Sebagai bagian dari program Profesor Penggerak Pembangunan Masyarakat (P3M), UMM menginginkan agar program ini memperoleh rekognisi internasional. ”Ini sebagai best practice-nya”, katanya.

Program awal dilakukan, khusunya di bidang pertanian saat ini adalah mengembangkan pertanian organiknya. Jadi kita memperbaiki Kesuburan lahan, memperbaiki produktifitas tanaman pengendalian hama penyakit secara organik, kemudian menguatkan kelembagaannya, menguatkan sumber daya manusianya, menguatkan hilirisasinya, pemasarannya dan seterusnya. Jadi holistik, sehingga temen-temen semua fakultas itu bisa masuk ke situ secara kita berapa namanya. Bekerja sama untuk memajukan bagaimana subak itu nanti bisa menjadi benar-benar bisa menjadi pusat pangan dan pusat ekonominya.

Shared: